-->
Garangan, Musang Jawa yang Unik Gemas nan menakutkan

Garangan, Musang Jawa yang Unik Gemas nan menakutkan

Garangan, Musang Jawa yang Unik Gemas nan menakutkan

Garangan, Musang Jawa yang unik menggemaskan nan menakutkan


Bagi kalian penduduk yang tinggal dipulau jawa khususnya diwilayah pedesaan pasti kalian pernah melihat atau mendapati hewan diatas itu, kalau kalian tidak tahu tentang hewan diatas dia adalah Garagan, atau musang jawa atau cerpelai, hewan yang acap kali dianggap sebagai hama terhadap ternak unggas ini adalah predator yang memakan hewan yang lebih kecil daripadanya, seperti ayam, ikan, bunglon, kadal, katak bahkan yuyu. 

sifatnya yang suka memakan hewan unggas dianggap sebagai hama oleh para peternak unggas karena garangan bisa memakan semua ternak yang ada dalam kandang tanpa tersisa, kehadirannya suka menjadi mala petaka oleh peternak karena itu peternak biasanya memasang jebakan untuk menangkap garangan.

meskipun dia ini predator tapi dia ini merupakan poin penting dalam rantai makanan, sebagai predator dia memiliki tugas untuk mengurangi populasi ular, tikus yang berbahaya bagi manusia mupun petani, oleh karena itu kita tidak boleh sembarangan memburunya karena tanpa dia populasi ular dan tikus akan melimpah dan akan mengancam rantai makanan.

Meskipun populasinya sangat banya dipulau jawa kita tidak boleh semena-mena untuk memburunya, oh ya garangan ini juga tersebar jauh ke asia



hewan yang memiliki nama latin Herpestes javanicus ini lumayan cepat untuk berkembang biak induk garangan dapat melahirkan 2-3 anak dalam satu kali periode mengandung, mereka lebih suka tinggal dibawah tanah atau namanya terestrial lebih suka hdup di dalam semak-semak agar terhindar dari pemburunya, mereka tidur dalam rumah mereka yang dibuat dengan melubangi tanah.

mereka juga bermanfaat di luar negeri sebagai pembasmi hama dibeberapa negara  
Abad ke-19 merupakan abad perkembangan perkebunan tebu. Tanaman penghasil gula ini dikembangkan di banyak wilayah tropis; dan bersama dengan meluasnya tebu, turut berkembang pula populasi tikus, yang menjadi hama tanaman tebu. Sedini tahun 1870, garangan telah dibawa masuk ke Trinidad, untuk mengendalikan hama tikus, namun gagal. Upaya berikutnya, yang memasukkan garangan jawa dari Kalkuta ke Jamaika, berhasil pada tahun 1872. Keberhasilan ini ditulis dalam sebuah karyatulis karangan W.B. Espeut yang memicu para pemilik perkebunan tebu untuk mengangkut 72 ekor garangan dari Jamaika ke Pulau Besar di Hawaii, dan selanjutnya juga ke pulau-pulau sekitarnya.
Dengan alasan serupa, pada 1884 garangan dibawa masuk ke Kepulauan Virgin, untuk mengendalikan hama tikus hitam (Rattus rattus) yang merusakkan perkebunan tebu di situ. Namun upaya ini membawa dampak negatif pada populasi iguana hijau (Iguana iguana) dan kadal Ameiva polops, yang jadi jauh menyusut karena turut dimangsa garangan. Demikian pula populasi burung-burung yang bersarang di tanah.
Tahun 1910, garangan ini dibawa masuk ke Okinawa, Jepang, dan juga pada 1979 ke Pulau Amami Ōshima, untuk mengendalikan populasi sejenis ular berbisa (Trimeresurus flavoviridis) dan populasi hama yang lain. Akan tetapi, karena pertumbuhan populasinya dan karena sifat invasifnya, kini garangan justru berbalik menjadi hama yang baru di tempat-tempat tersebut.

Terima Kasih telah membaca thread kami semoga wawasan kalian bertambah luas !!
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

No comments

Advertiser